Sabtu, 15 Maret 2008

Seena Muntah

Semalam jam 11 Seena menangis yang tidak seperti biasanya, tangisannya begitu terasa menyakitkan, tenggorokkannya seperti ada yang mengganjal, mau dikeluarkan tidak bisa, ditelanpun tidak bisa, mau muntah tidak jadi-jadi, yang akhirnya menangis jadi pilihan Seena.

Tangisan Seena begitu keras dan lama, apalagi ditengah malam yang sepi, tangisan itu begitu terasa kerasnya, langsung istri saya menggendongnya dan mengelus-ngelusnya, Alhamdulillah sedikit mereda, tapi beberapa lama kemudian Seena menangis lagi, dan dibarengi dengan muntah-muntah, lalu istri saya mengolesi perut dan pundaknya dengan minyak telon, kemudian digendong lagi, tapi tetap saja menangis dan tambah keras lagi, air matanya yang keluar semakin banyak, dan muntahpun terjadi lagi, begitu banyak air muntahan yang bercampur lendir keluar dari mulutnya, sepertinya Seena masuk angin.

Saya mencoba gantian menggendong Seena dan diajak seperti kesukaannya melihat kaca yang ada kupu-kupunya, tapi tetap Seena menangis, tidak sedikitpun berpengaruh padahal biasanya langsung megang-megang dan tersenyum lebar.
Saya dan istri kasihan sekali melihatnya, dan sedikit panik melihat tangisanya yang semakin lama semakin keras dan air matanya yang semakin bertambah banyak, saya coba membaca surat Al-Falah berkali-kali, awalnya mulai sedikit tenang dan sempat tertidur, namun beberapa lama kemudian Seena menangis lagi, akhirnya istri saya mencoba menyusui, tapi susah Seena menelannya dan sepertinya tidak bisa bernafas, akhirnya menangis lagi, tapi beberapa lama dicoba lagi, Alhamdulillah bisa hingga tertidur sampai bangunnya Seena kesiangan

Tidak ada komentar: